Peraturan
Baris-Berbaris (PBB)
Pemateri : Sukrojo dan Anang
Tanggal : Selasa, 14 Februari 2017
Jabatan :
Sersan Mayor dan Sersan Satu
A. Pengertian Peraturan Baris Berbaris
PBB
(Peraturan Baris Berbaris) adalah suatu wujud latihan fisik yang di perlukan
guna menanamkan kebiasaan hidup militer, yang dipergunakan untuk membentuk
suatu perwatakan tertentu. PBB merupakan mengatur tata cara baris-berbaris yang
ditunjukkan dalam bentuk latihan fisik,guna menumbuhkan jiwa korsa, disiplin
dan sebagainya.
B. Maksud dan Tujuan Peraturan Baris
Berbaris
Adapun maksud dan tujuannya, yaitu :
1. Menumbuhkan
sikap jasmani yang tegas, tangkas dan disiplin
2. Menanamkan
rasa tanggung jawab
3. Menumbuh
kembangkan rasa jiwa korsa
4. Memberikan
rasa kekompakan
C.
Ketentuan dalam Peraturan Baris
Berbaris
1. Aba-aba
Aba-aba adalah suatu
perintah dari pemimpin kepada bawahannya untuk dilaksanakan secara serentak dan
berturut-berturut. Aba-aba ada 3 macam,yaitu :
a. Aba-aba
petunjuk.
b. Aba-aba
peringatan.
c. Aba-aba
pelaksanaan.
2. Petunjuk
Digunakan untuk
menegaskan aba-aba peringatan maupun pelaksanaan. Contoh :
a. Untuk
perhatian, Istirahat di Tempat-Grak.
b. Pimpinan
saya ambil alih, Siap-Grak.
c. Kepada
inspektur upacara, Hormat-Grak.
3. Peringatan
Inti dari perintah yang
jelas dan dilaksanakan tanpa adanya kerugian atau ragu-ragu.
Contoh :
a. Siap-Grak.
b. Maju-Jalan.
c. Hitung-Mulai.
D.
Macam-Macam Gerakan Peraturan Baris-Berbaris
1. Sikap
Sempurna
Cara
pelaksanaannya :
a. Badan
tegap.
b. Tatapan
mata lurus kedepan.
c. Lengan
rapat.
d. Dada
dibusungkan.
e. Tangan
menggenggam seperti memeras santan dan ibu jari menghadap kedepan serta lurus
pada jahitan celana.
f. Ujung
kaki membentuk 45º.
g. Leher
lurus dan bernafas sewajarnya.
2. Istirahat
di Tempat
Cara
pelaksanaannya :
a. Kaki
di buka selebar bahu.
b. Kedua
tangan dibawa ke belakang.
c. Tangan
kiri memegang pergelangan.
d. Tangan
kanan menggenggam tangan kiri.
e. Pandangan
mata lurus ke depan kecuali ada perhatian.
f. Bila
ada perhatian maka menoleh kepada yang memberi perhatian
Istirahat di bagi
menjadi 3 bagian :
a) Istirahat
biasa-pelaksanaannya sama dengan petunjuk diatas.
b) Istirahat
perhatian-pelaksanaannya seperti petunjuk diatas hanya saja pandangan kita
harus tertuju pada yang memberikan amanat.
c) Istirahat
parade-pelaksanaannya seperti contoh di atas hanya saja dalam istirahat parade
tidak boleh kemana pun, pandangan tetap terkonsentrasi ke depan (tidak boleh
bergerak) dan posisi tangan berada diatas ikat pinggang dengan dada dibusungkan
ke depan seperti sikap sempurna.
3. Periksa
Kerapian tanpa Menggunakan Senjata dan Menggunakan Senjata
a. Periksa
kerapian tanpa senjata
Periksa kerapian-mulai
Pelaksanaan :
1) Pasukan
harus dalam posisi istirahat terlebih dahulu.
2) Pada
aba-aba peringatan (periksa kerapian), pasukan serentak otomatis sikap
sempurna.
3) Kemudian
pada aba-aba “Mulai”, pasukan serentak membungkuk merapikan perlengkapan dari
ujung kaki sampai tutup kepala, sambil menghitung yang biasa digunakan
menyamakan irama maupun gerakan.
4) Setelah
selesai, kembali ke sikap sempurna.
5) Pemberi
aba-aba akan mengatakan “Selesai” maka pasukan kembali ke sikap awal yaitu
istirahat.
b. Periksa
kerapian menggunakan senjata
Periksa kerapian-mulai
Pelaksanaan :
1) Pasukan
harus dalam posisi istirahat terlebih dahulu.
2) Pada
aba-aba peringatan (periksa kerapian), pasukan serentak otomatis sikap sempurna
dan senjata berada di samping kanan dengan senjata lurus dengan jahitan celana
dan tangan kiri menggantung lemas.
3) Kemudian
aba-aba “Mulai”, pasukan serentak membungkuk dengan posisi senjata tetap berada
di tangan kanan. Dengan hitungan sebagai berikut :
a) 1,
2 dibagian bawah yaitu merapikan sepatu, kaos kaki dan lipatan celana
b) 1,
2 di bagian saku celana samping kanan dan saku samping kiri.
c) 1,
2, 3 di bagian baju depan,dengan bersamaan hitungan 1, 2 masih dalam keadaan
membungkuk dan hitungan ke 3 serentak menegakkan badan dan menarik baju bagian
depan.
d) 1,
2 di bagian belakang dan merapikan baju bagian belakang bawah dlahrim.
e) 1,
2 dibagian atas saku baju kanan dan saku baju kiri.
f) 1,
2 di bagian kerah kanan dan kerah kiri.
g) 1,
2, 3 dibagian tutup kepala htungan 1, 2, 3
4. Lencang
Kanan
Lencang kanan-Grak
Pelaksanaan :
a. Pasukan
harus berada dalam posisi sikap sempurna dahulu.
b. Pada
aba-aba pelaksanaan mengangkat lengan kanan kesamping kanan 90º .
c. Tangan
menggenggam seperti meremas santan.
d. Punggung
tangan menghadap ke atas.
e. Kepala
di tengokkan ke arah kanan, pasukan yang dibelakang juga menyamakan dengan
menengokkan kepala kesamping kanan.
f. Berbeda
dengan pasukan yang paling kanan, pandangan lurus ke depan dan mengatur jarak
dengan pasukan di depannya dengan lencang depan.
g. Kemudian
segera menurunkan tangan tanpa adanya aba-aba, biasa digunakan dalam barisan
bersaf.
5. Lencang
Kiri
Lencang kiri-Grak
Pelaksanaan :
a. Pasukan
harus berada dalam posisi sikap sempurna dahulu.
b. Pada
aba-aba pelaksanaan mengangkat lengan kiri kesamping kiri 90º.
c. Tangan
menggenggam seperti meremas santan.
d. Punggung
tangan menghadap ke atas, sembari kepala di tengokkan kearah kiri, biasa di
gunakan dalam pasukan yang bersaf.
6. Lencang
Depan
Lencang depan-Grak
Pelaksanaan :
a. Penjuru
dalam posisi sikap sempurna.
b. Bila
di umpamakan 3 banjar, pasukan di depan mengatur jarak dengan menggunakan
lencang kanan ataupun setengah lencang kanan.
c. Pasukan
paling kanan mengangkat tangan 90º ke depan dan posisi tangan mengepal ditambah
dua kepal.
7. Setengah
Lengan Lencang Kanan
Setengah lengan lencang kanan-Grak
a. Pasukan
harus berada dalam posisi sikap sempurna.
b. Tangan
kanan bertolak pinggang.
c. Siku
menyentuh orang yang berdiri di samping kanannya.
d. Kepala
di tengokkan ke sebelah kanan.
e. Ibu
jari berada di belakang dan keempat jari
sisanya rapat berada di depan pinggang.
8. Hadap
Kanan
Hadap kanan-Grak
Pelaksanaan :
a. Pasukan
atau pun pelaksana aba-aba, sebelumnya harus dalam keadaan posisi sikap
sempurna.
b. Kaki
kiri diajukan melintang di depan kaki kanan sehingga membentuk huruf T.
c. Kaki
kanan menjadi tumpuannya.
d. Kemudian
tumit kanan diputar 90º bersamaan itu arah badan mengikuti.
e. Kaki
kiri dirapatkan kembali membuat sikap sempurna.
9. Hadap
Serong Kiri
Hadap serong kiri-Grak
Pelaksanaan :
a. Pasukan
atau pun pelaksana aba-aba, sebelumnya harus dalam keadaan posisi sikap
sempurna.
b. Kaki
kanan di ajukan sehingga sejajar dengan kaki kiri.
c. Kaki
kiri menjadi tumpuannya.
d. Kemudian
tumit kanan di putar 45º bersamaan dengan arah badan mengikuti.
e. Kaki
kanan dirapatkan kembali membentuk sikap sempurna.
10. Balik
Kanan
Balik kanan-Grak
Pelaksanaan :
a. Pasukan
atau pun pelaksana aba-aba, sebelumnya harus dalam keadaan posisi sikap
sempurna.
b. Lalu
kaki kiri di ajukan melintang lebih depan kaki kanan sehingga ujung-ujung kaki
membentuk huruf L.
c. Kaki
kanan menjadi tumpuannya.
d. Kemudian
tumit kanan di putar 180º bersamaan dengan arah badan mengikuti.
e. Kaki
kiri di rapatkan kembali membentuk sikap sempurna.
11. Berhitung
Hitung-Mulai
Pelaksanaan
:
a. Pasukan
sebelumnya harus dalam keadaan posisi sempurna.
b. Lalu
pada aba-aba peringatan, semua orang yang berada pada saf depan menoleh kearah
samping kanan kecuali penjuru.
c. Kemudian
pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut dari orang paling kanan ke depan
menyebutkan nomor urutannya sampai orang paling kiri.
d. Orang
paling kiri belakang menyebutkan apakah pasukan di belakang lengkap atau
kurang.
12. Jalan
di Tempat
Jalan
di tempat-Grak
Pelaksanaan
:
a. Pasukan
sebelumnya harus dalam keadaan posisi sempurna.
b. Gerakan
dimulai dengan mengangkat kaki kiri.
c. Lutut
di angkat secara bergantian.
d. Paha
di angkat rata-rata air.
e. Ujung
kaki menghadap ke bawah.
f. Posisi
badan tegap seperti sikap sempurna.
g. Tangan
tergantung lemas tidak melenggang (seperti sikap sempurna).
h. Gerakan
berjalan dengan panjang langkah dan temponya.
13. Hormat
Ada
dua macam penghormatan
Hormat-Grak
a. Penghormatan
tanpa senjata
1) Posisi
pasukan pertama yaitu sikap sempurna.
2) Setelah
ada petunjuk “Hormat” “Grak”, pasukan menekukkan tangan dan menujukan jari
tengah ke pelipis dengan lengan lurus.
3) Dada
membusung.
b. Penghormatan
membawa senjata
Dalam penghormatan ini, aba-aba,
pelaksanaan, bubar barisan.
Pelaksanaan :
1) Posisi
pasukan yaitu sikap sempurna, jika posisi masih dalam keadaan berbanjar maka
sebaiknya di jadikan bersaf terlebih dahulu dan senjata berada di samping kanan
lurus dengan jahitan celana.
2) Posisi
pasukan sudah bersaf, pemimpin atau danton menuju ke hadapan pasukan.
3) Ketika
pemimpin memberikan aba-aba pelaksanaan “Bubar” “Jalan” serentak pasukan
menegakkan dan membusungkan badan.
4) Pemimpin
aau danton membalas menegakkan badan dan membusungkan badan maka pasukan
otomatis balik kanan dengan senjata di angkat sedikit dengan hitungan 1, 2, 3,
4, 5.
5) Lalu
pasukan otomatis melakukan depan senjata dngan hitungan 1, 2, 3.
6) Serentak
melangkahkan ke depan setelah hitungan 1, 2.
14. Gerakan
dasar berpindah tempat
a. Maju-Jalan
Pelaksanaan
:
1) Posisi
pasukan bisa dalam keadaan sikap sempurna maupun jalan di tempat.
2) Pada
langkah pertama posisi tangan di ayunkan 90º dengan kaki kiri di hentakkan ke
depan.
3) Langkah
selanjutnya, langkah biasa.
4) Tangan
kiri dan kanan secara bergantian di ayunkan 45º ke depan dan ke belakang.
5) Jari-jari
tangan di genggang, punggung ibu jari menghadap ke atas.
b. Langkah
Biasa-Jalan
Pelaksanaan
:
1) Posisi
pasukan berada dalam keadaan lari.
2) Cara
melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa.
3) Langkah
pertama dari jalan biasa kaki di hentakkan.
c. Langkah
Tegap Maju-Jalan
Pelaksanaan :
1) Pasukan
bisa berada dalam posisi langkah biasa maupun sikap sempurna.
2) Kemudian
secara bergantian dengan tangan kanan dan kiri ke depan membentuk sudut 90º dan
ke belakang 45º.
3) Kakai
kanan dan kiri di ayunkan kedepan tidak terlalu tinggi dan di hentikan secara
bergantian.
4) Telapak
kaki rapat sejajar di atas paha.
5) Tangan
mengepal seperti memeras santan.
d. Lari
Maju-Jalan
Pelaksanaan :
1) Sebelumnya
pasukan dalam posisi langkah biasa.
2) Pada
aba-aba peringatan kedua tangan dikepalkan dan diletakkan di pinggang sebelah
depan dengan punggung tangan menghadap keluar.
3) Kedua
siku sedikit kebelakang.
4) Badan
agak sedikit ke belakang.
5) Badan
agak condong ke depan.
6) Pada
aba-aba pelakasanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri setengah
langkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar