Mountaneering
Pemateri : Petru PS
Tanggal : Senin, 20 Februari 2017
Jabatan :
Mayor Infanteri
A. Pengertian
Mountaneering
Mountaineering berasal dari kata “mountain” yang berarti gunung. Mountaineering adalah kegiatan mendaki gunung dan hutan dengan menerapkan materi-materi yang dibutuhkan.
Mountaineering berasal dari kata “mountain” yang berarti gunung. Mountaineering adalah kegiatan mendaki gunung dan hutan dengan menerapkan materi-materi yang dibutuhkan.
B. Pembagian Mountaneering
Pembagian
mountaineering menurut jenis medan yang dihadapi:
1. Hill Walking, merupakan perjalanan
pendakian bukit-bukit yang landai, tidak mempergunakan peralatan dan teknis
pendakian.
2. Scrambling, merupakan pendakian pada
tebing batu yang tidak terlalu terjal. tangan hanya digunakan sebagai
keseimbangan.
3. Climbing, merupakan pendakian yang
membutuhkan penguasaan teknik pendakian. bentuk climbing adalah :
a.
Rock climbing, yaitu pendakian pada
tebing batu.
b.
Snow ice climbing, yaitu merupakan
pendakian pada es dan salju.
C. Kegiatan yang Harus Dikuasai dalam
Mountaneering
1.
Navigasi
2.
Survival.
3.
Ilmu
pendaki medan gunung.
4.
Pengetahuan
tanda-tanda alam.
5.
Pengetahuan
dan teknik SAR.
6.
Biologi
dan Zoologi.
7.
Pengetahuan
tanda dan jejak.
8.
Teknik
phionering atau tali-menali.
9.
Teknik
isyarat.
10. Keadaan medan.
D. Pengelompokan
Bahaya
1. Bahaya
Subjektif
Segala
bentuk bahaya dan atau potensi bahaya yang berasal dari diri sendiri.
2. Bahaya
Objektif
Segala
bentuk bahaya dan atau potensi bahaya yang berasal dari alam atau lingkungan
sekitar.
3. Bahaya
Nasib
Segala
bentuk baha dan atau potensi bahaya yang pada dasarnya diluar perhitungan atau
pertimbangan pelaku pendaki yang biasanya bersifat tidak terduga.
E. Perencanaan
Pendakian
Perencanaan
dan perbekalan pendakian yang harus dipersiapkan :
1. Mengenal jenis medan yang akan
dihadapi.
2. Menentukan tujuan perjalanan.
3. Mengetahui lamanya perjalanan.
4. Mengetahui keterbatasan kemampuan
fisik untuk membawa beban (berat beban yang
dibawa tidak melebihi 1/3 berat badan).
5. Memperhatikan hal-hal khusus.
Perjalanan sesuai
dengan medannya dibagi atas beberapa bagian, yaitu :
1.
Perjalanan
pendakian gunung.
2.
Perjalanan
menempuh rimba.
3.
Perjalanan
penyusuran sungai, pantai dan rawa.
4.
Perjalanan
penelusuran gua.
5.
Perjalanan
pelayaran.
6.
Perjalanan
pada es dan salju.
7.
Persiapan
Pendakian
Langkah-langkah
persiapan pendakian :
1. Pengetahuan terhadap diri sendiri.
2. Perlengkapan dan perencanaan.
3. Pengetahuan dan tekhnik pendakian
gunung.
4. Menguasai pengetahuan medan.
5. Memperhitungkan bahaya.
6. Memperkirakan waktu pendakian.
Rumus
pendakian gunung 5W 1H :
1. Why =
Kenapa (Alasan kita melakukan pendakian).
2. Where = Kemana (Menentukan tempat pendakian).
3. When = Kapan (Waktu melakukan pendakian).
4. What = Apa (Yang kita dapatkan dari pendakian tersebut).
5. Who =
Siapa (Orang yang melaksanakan kegiatan).
6. How =
Bagaimana (Proses pendakian tersebut).
F. Cara Menentukan
Lama Pendakian
Cara
menentukan lama pendakian :
1. Menentukan waktu istirahat.
2. Menentukan waktu perjalanan.
3. Menentukan waktu hambatan.
Sistem pendakian :
1. Himalayan System
Sistem yang digunakan untuk perjalanan pendakian gunung yang memakan waktu lama (berminggu-minggu). Pendakian sistem ini dikatakan berhasil jika salah satu anggota team berhasil mencapai puncak meski anggota lainnya hanya sampai tengah (gugur).
Sistem yang digunakan untuk perjalanan pendakian gunung yang memakan waktu lama (berminggu-minggu). Pendakian sistem ini dikatakan berhasil jika salah satu anggota team berhasil mencapai puncak meski anggota lainnya hanya sampai tengah (gugur).
2. Alpine System
Sistem yang tujuannya agar semua pendaki sampai puncak bersama. Sistem ini lebih cepat, perjalanan pendakian dilakukan bersama dengan cara terus naik dan membuka flying camp sampai puncak.
Sistem yang tujuannya agar semua pendaki sampai puncak bersama. Sistem ini lebih cepat, perjalanan pendakian dilakukan bersama dengan cara terus naik dan membuka flying camp sampai puncak.
3. Aklimatisasi
Adalah
penyesuaian diri terhadap udara, menurut teori Apoelar ”semakin tinggi suatu
tempat, maka semakin sulit kemampuan paru-paru untuk menghirup oksigen”.
Aklimatisasi pendakian untuk orang yang biasa hidup di ketinggian ± 500 mdpl
memerlukan waktu :
2-3
hari untuk ketinggian 2000 – 25000 mdpl.
3-4
hari untuk ketinggian 2500 – 3000 mdpl.
Melakukan
penyesuaian di ketinggian 2000 mdpl selama 7 hari untuk ketinggian ≥ 4000 mdpl.
G. Alat atau
Peralatan Mountaneering
1.
Tali dynamic.
2.
Tali static.
3.
Ascender.
4.
Figur “8” /
Descender.
5.
Sabuk pengaman /
full body harness.
6.
Sarung tangan.
7.
Pengaman sisip stopper dan chock dan friends.
8.
Palu / Hammer.
9.
Pulley /katrol.
10. Paku
tebing.
11. Sticht
plate bilay /alat Bantu turun.
12. Tangga
tali.
13. Tali
sling / pipih.
14. Carabiner
/ cinncin kait.
15. Frusik.
16. Ramset.
17. Bor
listrik.
H. Tindakan keamanan.
1. Cek
kondisi peserta latihan.
2. Cek
alpal yang digunakan baik sebelum, selama dan sesudah latihan.
3. Koordinasi
dengan tim kesehatan dan siapkan P3K.
4.
Tekankan disiplin latihan dan patuhi tata tertib latihan.
5. Ikuti
petunjuk pelatih.
6. Tempatkan
pembantu pelatih pada tempat yang dianggap rawan.
7.
Apabila ada kesulitan cepat laporkan.
8. Gunakan
ikatan tubuh / tali pengaman bila diperlukan.
9. Siapkan
jalur cadangan apabila diperlukan.
I. Teknik Snapling
Snapling adalah lintasan yang dibuat untuk menghubungkan tebing yang curam / terjal dengan tempat yang lebih rendah. Beberapa factor yang menguntungkan pada lintasan ini terutama penghematan dan waktu. Snapling dibuat dengan tali pleton dan lintasan dengan bantuan tali perorangan dan cincin kait. Digunakan untuk mempercepat turunnya pasukan lewat tebing yang terjal / tegak.
Snapling adalah lintasan yang dibuat untuk menghubungkan tebing yang curam / terjal dengan tempat yang lebih rendah. Beberapa factor yang menguntungkan pada lintasan ini terutama penghematan dan waktu. Snapling dibuat dengan tali pleton dan lintasan dengan bantuan tali perorangan dan cincin kait. Digunakan untuk mempercepat turunnya pasukan lewat tebing yang terjal / tegak.
1. Alat
peralatan.
a. Tali
static.
b. Sit
harness dan descander.
c. Cincin
kait.
d. Sarung
tangan.
e. Pohon-pohon,
batu-batu besar, patok-patok untuk tambatan tali.
f. Pokok.
2. Teknik
pemasangan.
a.
Cari / gunakan medan /tebing dengan sudut 60 ° s.d 90°.
b.
Buat jalur lintasan dari batu / karang atau benda yang
tidak mudah jatuh.
c. Ikat
tali pleton dengan ikatan pokok / ikatan tiga pada tambatan yang kuat. Beri alat pada benda yang mungkin dapat
mengakibatkan putusnya tali lintasan.
d. Ujung
tali pleton ulurkan kebawah hingga menyentuh tanah/tempat mendarat.
e.
Periksa dan coba lintasan sebelum dipakai.
3. Teknik
melintasi.
a. Persiapan.
1) Pasang tali perorangan pada tubuh dengan cara JAS/KOMANDO
yang telah diajarkan.
2) Pasang
cincin kait.
b. Pegang
cincin kait dengan tangan kanan,tekan kunci dengan ibu jari sehingga kedudukan
mulut cincin diatas ibu jari.
c. Masukkan
cincin kait pada tali tubuh dari kiri kekanan, setelah dimasukkan maka putar
cincin 180 ° hingga kedua
mulut cincin berada disebelah kiri.
d. Pasang
sarung tangan.
Sikap
permulaan / start :
1)
Pegang cincin kait pada tali lintasan dengan cara :
a)
Berdiri tegak, tali lintasan berada pada kedua kaki badan
membelakangi tebing jarak ± 1 meter.
b)
Ambil tali lintasan
oleh tangan kiri sehingga tali
berada diatas telapak tangan menghadap keatas selanjutnya tangan kanan
melilitkan satu kali pada telapak tangan kiri dari bawah keatas.
c) Selanjutnya lilitkan tali pada telapak tangan kiri
masukkan pada mulut cincin kait.
d) Tangan kanan memegang tali belakang dengan telapak tangan
menghadap keatas, tangan yang kiri memegang tali didepan cincin kait selanjutnya
tegakkan tali dengan mendorong badan kebelakang.
e) Mundur kebibir tebing ( tangan kanan jangan dilepas )
kaki terbuka ± 30 cm dan lutut agak ditekuk ,condongkan badan sehingga
tegak lurus dengan tebing 90 °.
2) Gerakan
melintasi :
a) Loncat
dengan tolakan yang kuat oleh kedua kaki kebelakang sehingga terjadi ayunan,
pada saat menolak kendorkan pegangan tangan kanan / kiri pada tali lintasan.
b) Rapatkan
tangan kanan pada pangkal paha kedalam pada saat akan mendarat pada tebing, dan
sekaligus ini merupakan pengereman. Dan kendorkan kembali pada saat menolak
tebing dan begitu seterusnya.
c) Mendarat
pada tebing dengan telapak kaki menghadap tebing dengan penuh.
d) Gerakan
istirahat.
J. Teknik Rapling ( Menggunakan Descender ).
Adalah cara turun dari suatu ketinggian dengan cepat serta menggunakan alat perlengkapan tertentu guna menunjang mobilitas. Gunanya untuk mengatasi tebing yang lengkung ke dalam (ceking).
Adalah cara turun dari suatu ketinggian dengan cepat serta menggunakan alat perlengkapan tertentu guna menunjang mobilitas. Gunanya untuk mengatasi tebing yang lengkung ke dalam (ceking).
1. Alat
peralatan
a. Tali
Dinamik ( sebagai jalur ).
b. Carabiner
( cincin kait ).
c. Descender
( alat Bantu turun “ 8” ).
d. Tali
sling ( pipih ).
e. Sarung
tangan.
f. Sit harness / full body harness.
2. Teknik
pemasangan / melintasi
a. Pemasangan
tali jalur / static pada pohon / tonggak / celah yang ada diatas tebing.
b. Pemasangan
sit harnes / full body harness.
c. Memasukan
tali jalur ke descender yang dihubungkan dengan cincin kait dan setiap untuk melakukan gerakan turun.
3. Sikap
start
a. Tangan
kanan dibawah, disamping paha, disebelah kanan meremas tali.
b.
Tali rapling /tali jalur berada disebelah kanan.
c. Tangan
kiri diatas lurus dan meremas tali tapi tidak kaku.
d. Berdiri
dibibir tebing kedua kaki dibuka selebar bahu agak ditekuk.
e.
Berat badan pada kedua kaki dan tali ,pandangan kedepan.
f. Badan tegak seperti duduk dikursi.
4. Gerakannya
a. Cara
satu dengan tolakan.
1) Tolak
dengan kedua ujung telapak kaki.
2)
Tangan kanan dan kiri mengulur tali.
3) Pada saat melayang posisi kaki tidak berubah atau tidak
ada gerakan-gerakan tambahan lain.
4)
Berdiri dibibir tebing kedua kaki dibuka selebar bahu
agak ditekuk.
b. Cara
kedua dengan jalan ( berjalan mundur ).
1)
Langkahkan kaki kiri / kanan sejauh mungkin kebelakang.
2)
Tangan kanan / kiri mengulur tali.
3)
Pandangan selalu melihat ketebing yang akan dipijak.
4) Dilakukan seperti jalan mundur ,hanya bentuk badan tidak
tegak melainkan seperti huruf L.
K. Mendarat
Berikut
Teknik Mendarat :
1. Dengan
kedua ujung telapak kaki lutut mengeper.
2. Tangan
kanan mengerem / meremas tali.
Teknik
pembongkaran.
1. Lepaskan
alat Bantu turun dari ( Descender ) tali static.
2.
Berikutnya melepas berturut-turut sarung tangan, cincin
kait, full
Body harnes.
3. Lepas
dan gulung tali static dengan rapih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar